ILMU BUDAYA DASAR
RANGKUMAN DAN KASUS
BAB 6 , 7 , 8
Nama : Gita Anggraeni
Npm : 14214580
Kelas : 1EA20
BAB 6
MANUSIA DAN PENDERITAAN
A.
PENGERTIAN
PENDERITAAN
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansakerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan
akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan
memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan
penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk
tidak memalingkan dariNya.
Baik
dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang
menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi
peringatan bagi manusia dan akan adanya penderitaan. Tetapi manusia umumnya
kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami
penderitaan
Penderitaan
fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau
menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya terletak pada
kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang di hadapinya.
B.
SIKSAAN
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmanI dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah
penderitaan.
Siksaan yang
bersifat psikis misalnya kebimbingan, kesepian dan ketakutan. Kebimbangan
dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan
pilihanmana yang akan diambil.
Kesepiaan
dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya
walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Seperti halnya kebimbangan, kesepiaan
perlu dapat diatasi agar seseorang jangan terus
merasakan penderitaan batin.
Ketakutan
merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.
Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pata tempatnya, maka disebut
sebagai phobia. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya
sehingga sangat menggangu. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa
ketakutan, antara lain :
a)
Claustrophobia dan Agoraphobia
Cloustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan
tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di
tempat terbuka.
b)
Gamang merupakan ketakutan bila seseorang
ditempat yang tinggi, hal iti disebabkan karena ia takut berada di tempat yang
tinggi
c)
Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang
bila ia berada ditempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan
demikian akan muncul suatu yang ditakuti
d)
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan
oleh rasa sakit yang akan dialami . seseorang yang takut akan diinjeksi sudah
berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan ke dalam tubuhnya.
e)
Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang
disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia?
Ahli-ahli
medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai
tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan
suatu shock emosianal atau suatu tekanan pada waktu yang tertentu.
Umumnya
ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung
berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis
yang di dalam, yang harus ditemukan, dihadapi dan dtaklukan sebelum phobianya
akan hilang.
C.
KEKALUTAN
MENTAL
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologis dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat
ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang
bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a. Nampak
pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung.
b. Nampak
pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan adalah :
a. Gangguan
kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
kerohaniannya
b. Usaha
mempertahankan diri dengan cara negatif
c. Kekalutan
merupakan titik parah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut
:
a. Kepribadiaan
yang lemah
b. Terjadinya
konflik sosial budaya
c. Cara
pematangan batin
Proses-prosen
kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
a. Positif
: trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap
survive dalam hidup
b. Negatif
: trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturukan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi. Bentuk frustasi antara lain :
1)
Agresi
2)
Regresi
3)
Fiksasi
4)
Proyeksi
5)
Identifikasi
6)
Narsisme
7)
Autisme
Penderita kekalutan mental banyak
terdapat dalam lingkungan seperti :
a. Kota-kota
besar
b. Anak-anak
muda usia
c. Wanita
d. Orang
yang tidak beragama
e. Orang
yang terlalu mengajar materi
Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan
beban berat, sehingga dunia ini benar-benar merupakan neraka dalam hidupnya.
D.
PENDERITAAN
DAN PERJUANGAN
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan
adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Manusia adalah makhluk
berbudaya dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam
atau dialaminya. Hal ini membuat manusia kreatif, baik bagi penderita sendiri
maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia
hidup, bahwa manusia ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga
menderita. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan
hidup. Caranya ia berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan,
masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya
terhindari dari bahaya dan malapetaka.
Apabila
kita memperhatikan dan membaca riwayat hidup para pemimpin bangsa, orang-orang
besar di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan penderitaan dan penuh
perjuangan.
E.
PENDERITAAN,
MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam
dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal
ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan
manusia dan sebagai lainnya membuat manusia menderita. Bebrapa sebab lain yang
mengakibatkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana
perang, dan lain-lain.
Media
masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan
demikian mayarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama
manusia terutama bagi yang merasa simpati.
F.
PENDERITAAN
DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita
kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a) Penderitaan yang timbul karena perbuatan
buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia
karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka
manusia lain menjadi menderita, misalnya :
(1)
Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap,
disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikan yang biadab itu diganjar
dengan hukuman penjara oleh pengadilan.
(2)
Perbuatan
buruk orang tua Aric Hangara yang menganiaya anak kandungnya sendiri
sampai mengakibatkan kematian.
(3)
Perbuatan buruk pejabat pada zaman Orde Lama
dilukiskan oleh seniman Rendra yang dalam puisinya “bersatulah Pelacur-Pelacur
Kota Jakarta”
Perbuatan buruk manusia terhadap
lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Tetapi manusia tidak
menyadari hal ini. Mungkin kesadaran itu akan muncul setalah manusia mengalami
musibah, misalnya :
1) Musibah
banjir dan tanah longsor
2) Perbuatan
lalai
b) Pendeitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan/ azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit
atau siksaan/ azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
G.
PENGARUH
PENDERITAAN
Orang yang
mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bemacam-macam dan sikap
dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa positif ataupun negatif. Sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap
kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
Sikap positif
yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan , melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Apabila sikap
negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca,
penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya.
Penilaian itu dapat berupa kemauan unruk mengadakan perubahan nilai-nilai
kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan.
Contoh Kasus Mengenai Penderitaan
Kasus Kekerasan Fisik Terhadap Anak
KEKERASAN FISIK.
Kekerasan fisik kerap kali tidak ada batas jelas antara menyiksa dan mendisiplinkan.
Kasus: Yani (30 th) sering menghukum‘kenakalan; anaknya yang bersusia 5 tahun. Bentuk kenakalan itu antara lain, menuang sabun di kamar mandi, tak mau makan, mengotori jemuran dan menganggu adik. “Kalau nakalnya di kamar mandi, ya saya pukul pakai gayung. Kalau tak mau makan, saya pukul pakai sendok atau piring. Kalau menggangu adiknya, saya pukul pakai maiannya.” Menurut Yani, anak harus dihukum supaya jera dan tidak mengulangi perbuatan yang dilarang. Yani tak ingin disalhkan suami karena tak mampu mendidik anak.
Kekerasan fisik kerap kali tidak ada batas jelas antara menyiksa dan mendisiplinkan.
Kasus: Yani (30 th) sering menghukum‘kenakalan; anaknya yang bersusia 5 tahun. Bentuk kenakalan itu antara lain, menuang sabun di kamar mandi, tak mau makan, mengotori jemuran dan menganggu adik. “Kalau nakalnya di kamar mandi, ya saya pukul pakai gayung. Kalau tak mau makan, saya pukul pakai sendok atau piring. Kalau menggangu adiknya, saya pukul pakai maiannya.” Menurut Yani, anak harus dihukum supaya jera dan tidak mengulangi perbuatan yang dilarang. Yani tak ingin disalhkan suami karena tak mampu mendidik anak.
Sumber:
http://master-bonbon.blogspot.com/2012/01/contoh-kasus-mengenai-penderitaan.html
BAB
7
MANUSIA DAN KEADILAN
- Pengertian Keadilan
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam
tindakan manusia. Kelayakan diartikan
sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan
terlalu sedikit.Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa
keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan
kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang
memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama
dari kekayaan bersama.
- Keadilan Sosial
Untuk
mewujudkan keadilan sosial, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk,
yakni:
1.
Perbuatan
luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2.
Sikap
adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain
3.
Sikap
suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4.
Sikap
suka bekerja keras
5.
Sikap
menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
- Berbagai Macam Keadilan
a.
Keadilan
legal atau keadilan moral
Keadilan
timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras
kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat.
b.
Keadilan
ditributif
Aristoteles
berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice
is done when equals are treated equally).
c.
Keadilan
komulatif
Keadilan
ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
- Kejujuran
Kejujuran
atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya
apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada.
Berbagai hal yang menyebabkan orang berbuat tidak
jujur,seperti:
1.
Tidak
rela
2.
Pengaruh
lingkungan
3.
Pengaruh
sosial ekonomi
4.
Terpaksa
ingin populer
- Kecurangan
Kecurangan
atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pada
dengan licik,meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan
jujur.
Bermacam-macam sebab orang melakukan
kecurangan.Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Ada empat
aspek yaitu:
1.
Aspek
ekonomi
2.
Aspek
kebudayaan
3.
Aspek
peradaban
4.
Aspek
teknik
F,
Pemulihan nama baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup.Nama baik
dalah yang tidak tercela.Setiap orang dengan hati-hati agar namanya tetap baik.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik
itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu:
a.
Manusia
menurut sifat dasarnya adalah makhluk moral
b.
Ada
aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan
dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Pada hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran
manusia akan segala kesalahannya, bahwa apa yang telah diperbuatnya tidak
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.
- Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas
perbuatan orang lain. Reaksi tu dapat berupa perbuatan yang
serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang
seimbang.
Pada
dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk soial.Dalam brgaul, manusia
harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu.Bila manusia berbuat
amoral, lingkunganlah yang menybabkannya. Perbuatan amoral pada haekekatnya
adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia lain.
Oleh karena
tiap manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa,
maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu.Mempertahankan
hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
Study kasus :
Nenek Nenek Pencuri Kakao vs Koruptor
Sepertinya kasus kasus yang beterbangan di negara ini benar-benar beraneka ragam dengan keanehannya masing-masing. Seperti contohnya kasus yang baru saja terjadi di daerah Banyumas, Jawa Tengah. Nasib sial menimpa seorang nenek nenek yang ketahuan mencuri 3 biji kakao di daerah perkebunan yang akan dijadikan bibit dan sekarang nasibnya terancam hukuman percobaan 1 bulan 15 hari.
Miris juga ya peradaban hukum di negara ini. Memang yang namanya pencurian tetap suatu kesalahan seberapapun besar kecilnya bila dipandang perlu ditindak lanjuti silahkan saja. Hanya saja yang jadi tak berimbang di sini adalah, seorang nenek nenek yang hanya mencuri 3 biji kakao harus berhadapan dengan meja hijau tanpa di dampingi pengacara karena tidak adanya kemampuan finansial untuk membayar jasa pengacara. Sementara koruptor a.k.a maling uang rakyat yang bermilyar milyar bahkan trilyunan bebas berkeliaran tanpa penyelesaian yang jelas.
Mafia mafia peradilan, makelar makelar kasus bisa bebas berkeliaran dan hidup bermewah mewah. Memang benar bahwa semua itu sebagai proses peringatan supaya tidaklah menjadi contoh bagi yang lain dalam tindak pencurian. Tapi, apakah proses peradilan yang seadil-adilnya bagi koruptor dan para mafia peradilan tidak bisa ditegakkan seperti petugas hukum menindak tegas maling-maling ayam dan maling-maling seperti Ibu Minah?
Masyarakat sangatlah bisa menilai sendiri seperti apa wajah hukum di negara kita ini. Ketimpangan yang terjadi di dunia hukum saat ini, seperti bergulirnya kasus Bibit – Chandra yang terus berjalan dan belum menemukan titik temu yang jelas, ditambah lagi saat ini sedang bergulir kasus Polisi vs Jurnalisme. Fiuh…kapan ya peradilan di negara ini bisa berlaku adil tanpa mencari kambing hitam?
Opini
Memang terkadang manusia lupa akan tugasnya agar berlaku adil terhadap siapapun, padahal di dunia ini harus serba seimbang, adil tanpa membedakan yg satu dengan yang lain. Hak dan kewajiban yang di terima setiap manusia pun juga harus adil, jangan hanya karena memiliki kekuasaan jadi berlaku tidak adil. Di negara Indonesia ini masih banyak yang belum bisa berlaku adil, masih banyak yang terpengaruh oleh kekuasaan, kenikmatan dan sebagainya sehingga melupakan mana yang benar dan mana yang patut di salahkan.
Cara untuk bersikap adil menurut saya harus di mulai dari diri sendiri dulu bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, kemudian jika ada sebuah masalah maka sebaiknya di lihat secara obyektif jangan Jsubyektif.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/manusia-dan-keadilan-beserta-contoh-kasus/
BAB
8
MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP
A.
PENGERTIAAN PANDANGAN HIDUP
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena
itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan apa arti
pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pandangan
hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja,
melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menurus, sehingga hasil
pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.
Pandangan
hidup banyak sekali macam dan ragamnya,. Akan tetapi pandangan hidup hidup
dapat diklasifikasikan beradasrkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
a) Pandangan
hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak ketentuannya.
b) Pandangan
hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang
terdapat pada negara tersebut,
c) Pandangan
hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan
hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha,
keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang
tidak terpisahkan. Cita-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat
dicapai dengan usaha atau perjuangan.
B. CITA-CITA
Menurut
kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan,
tujuan, yang selalu ada dalam pikiran. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam
garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain : cita-cita
merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi
tingkatannya.
Faktor
manusia yang mau mencapai cita-cita ditemukan oleh kualitas manusianya. Ada
orang yang tidak berkemauan, sehingga apa yang di cita-citakannya merupakan
khayalan saja. Cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup
untuk mencapainya, cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu
perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas.
Faktor
kondisi yang mempengaruhu tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut
yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan
kondisi yang memperlancar tercapainya cita-cita., sedangkan faktor yang
menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.
Faktor
tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita.
Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang
di langit. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap
mencapai cita-citanya. Pada umunya dilakukan penuh perhitungan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilaluinya.
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu,
masyarakan dan bangsapun memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan
keinginan atau tujuan suatu bangsa.
C.
KEBAJIKAN
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama
dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan
etika.
Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri dari atas jiwa dan badan. Kedua
unsur itu terpisah apabila seseorang meninggal.
Manusia
merupakan makhluk sosial; manusia hidup bermasyarakat, manusia saling
membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya
pula saling mencurigai, saling membenci, dan lai-lain.
Manusia
sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan,
untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam
sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Untuk
melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia
sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia
sebagai makhluk Tuhan.
Sebagai
makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang
buruk. Baik atau buruk ditentukan oleh suara hati, suara hati adalah semacam
bisikan di dalah hati yang mendesak seseorang.
Karena
merupakan anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan suara
masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi, sehingga setiap
suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi
dalam masyarakat itu.
Sesuatu
yang baik bagi masyarakat, berarti baik bagi kepentingan masyarakat. Tetapi
dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi kepentingan umum/masyarakat
tidak baik bagi salah seorang atau segilintir orang di dalamnya atau
sebaliknya.
Jadi
baik atau buruknya dapat dilihat dari suara hati sendiri. Meskipun demikian
harus dinilai dan diukur menurut suara atau pendapat umum. Sebagai makhluk
Tuhan, manusiapun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu
membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak
baik.
Jadi
kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati
masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santus, berbahasa
baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan
agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Faktor-faktor
yang menentukan tingkah laku seseorang ada tiga hal. Pertama faktor pembawaan
(heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
Faktor
kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan (environment).
Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang yang terjadinya
setelah seorang anak lahir (masa pembentukan seseorang waktu masih dalam
kandungan merupakan alam pertama)
Faktor
ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang
pernah diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun
pengalaman manis yang sifatnya positif.
Dalam
prakteknya dari ketiga faktor diatas, yaitu hereditas, lingkungan, dan pengalaman. Ketiga faktor
tersebut terjalin erat dan ketiga faktor tersebut dalam mmebentuk pribadi
seseorang berbeda kekuatannya dengan pembentukan pada pribadi lain.
A. Usaha/Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita. Kerja keras dapat dlakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan
kedua-duanya. Para ilmwan lebih banyak bekerja dengan otak/ilmunya daripada
dengan jasmaninya.Sebaliknya para buruh, petani lebih banyak menggunakan
jasmani daipada otaknya.
Dalam Negara yang menganut ideology liberalisme,
kesadaran individu yang lebih berperan untuk membantu individu lain yang
kurang/tidak mampu bekerja keras memperoleh penghasilan yang layak.
Sebaliknya, dalam Negara yang menganut ideology
komunis, Negara yang lebih berperan mengatur usaha/perjungan warga Negara.
B.
Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan /kepercayaan yang menjadi dasar pandangan
hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution,
ada 3 aliran filsafat, yaitu:
Aliran naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib
yang merupakan kekuatan tertinggi.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan
tertinggi.Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan.Karena itu manusia mengabdi
kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agam itu ada 2
macam yaitu:
Ajaran agama dogmatis
Yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi.Ajaran
ini bersifat mutlak.
Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama
Sebagai hasil pemikiran manusia, sifatya relative
(terbatas)
Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/akal.Manusia
mengutamakan akal.Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal
itulah yang baik., wslaupun bertentangan dengan kekuatn nurani.
Aliran gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal.
Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan., percaya adanya Tuhan
sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan., yang
menenukan benar tidaknya sesuatu.
C.
Langkah-langkah
berkehidupan yang baik
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau
bagaimanapun bentuknya.Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu
tergantung pada orang yang bersangkutan.Ada yang memperlakukan pandangan hidup
itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai
penimbul kesejahteraan.
Berikut adalah langkah-langkah dalam berpandangan
hidup yang baik:
Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu
merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini
mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap
manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa
pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum
manusia itu belum turun ke dunia.
Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah
mengerti.Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu
sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam
berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan
bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagi yang berpandangan hidup
pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak
itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di
akhirat.
Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup
adalah menghayati pandangan hidup itu.Dengan menghayati pandangan hidup kita
memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan
hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri.Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri.Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik
secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan
dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang
telah kita hayati itu.Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung
memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam
menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh
dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan
manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh
pribadi kita sendiri.Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup
dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
Studi
Kasus :
Beda
Pandangan Soal Uang Merusak Hubungan
Pertengkaran pasangan soal yang
disebabkan sejumlah faktor, termasuk kepribadian finansial yang berlawanan.
KOMPAS.com - Pasangan menikah dengan
perencanaan keuangan keluarga yang baik bukan satu-satunya syarat meraih
kebahagiaan dalam hubungan. Boleh jadi, saat ini Anda dan suami sudah memiliki
tabungan yang cukup, dana pensiun yang terencana dengan baik, dan arus kas rumah
tangga yang terkontrol. Namun semua hal ini tak menjamin kebahagiaan dalam
hubungan.
Penting bagi
pasangan untuk memiliki cara pandang yang lebih luas soal keuangan. Pandangan
Anda dan dia soal uang punya pengaruh besar terhadap setiap keputusan yang pasangan
ambil terkait kebutuhan rumah tangga dan keluarga.
Coba ingat
kembali, seberapa sering Anda dan suami beradu argumen soal uang. Perbicangan
soal makan siang saja bisa memicu pertengkaran, jika cara pandang Anda dan dia
soal uang berbeda. Contohnya, saat Anda bertanya pada suami mengenai menu makan
siangnya, dia mengatakan makan siang salad seharga Rp 100.000 misalnya. Bagi
Anda, salad seharga tersebut terlalu mahal, dan hal ini pun memicu pertengkaran
kecil yang jika terakumulasi bisa merusak hubungan dalam jangka panjang.
Dipengaruhi
3 Faktor :
1.
Kepribadian keuangan
Coba
perhatikan karakter anak-anak dalam menggunakan uangnya. Si A yang memiliki
kepribadian si penabung dan si B yang berkepribadian si pebelanja. Si B
kesulitan menyimpan uangnya untuk masa depan, sementara si A takkan menggunakan
uangnya kecuali terpaksa atau bahkan dipaksa.
Perbedaan kepribadian terkait uang ini juga didapati pada orang dewasa. Anda dan suami pun memiliki kepribadian yang bisa jadi sama atau berbeda. Ada lima kepribadian terkait uang: si hemat, si boros, pengambil risiko
Setiap orang bisa memiliki 2-5 kepribadian tersebut dalam dirinya. Karenanya penting bagi pasangan untuk saling memahami kepribadian terkait uang, mana kepribadian utama Anda dan dia, dan kepribadian pendukungnya. Pahami perbedaan kepribadian soal uang ini agar Anda dan dia lebih mampu mengatasi potensi pertengkaran soal uang.
Perbedaan kepribadian terkait uang ini juga didapati pada orang dewasa. Anda dan suami pun memiliki kepribadian yang bisa jadi sama atau berbeda. Ada lima kepribadian terkait uang: si hemat, si boros, pengambil risiko
Setiap orang bisa memiliki 2-5 kepribadian tersebut dalam dirinya. Karenanya penting bagi pasangan untuk saling memahami kepribadian terkait uang, mana kepribadian utama Anda dan dia, dan kepribadian pendukungnya. Pahami perbedaan kepribadian soal uang ini agar Anda dan dia lebih mampu mengatasi potensi pertengkaran soal uang.
2. Pandangan
hidup.
Lima
kepribadian soal uang tadi ada hubungannya dengan perspektif seseorang tentang
kehidupan. Uang selalu ada kaitannya dengan setiap keputusan yang Anda ambil.
Dengan kata lain, kepribadian Anda soal uang memengaruhi perspektif Anda
tentang hidup.
Si boros
cenderung royal memberikan hadiah. Sementara si hemat selalu memanfaatkan
kesempatan penawaran yang menguntungkannya. Bagi si pengambil risiko, ia takkan
banyak pertimbangan dalam menggunakan uangnya. Sedangkan si cari aman selalu
penuh perencanaan. Bagi si coba-coba, ia takkan membiarkan persoalan uang
memengaruhinya dalam mengambil keputusan.
Sekali lagi,
dengan memahami perbedaan perspektif yang ada hubungannya dengan kepribadian
soal uang ini, Anda dan pasangan bisa saling memahami. Sehingga pertengkaran
karena uang pun bisa diminimalisasi.
3. Kepribadian berlawanan.
Nah, ketika
Anda menikah dengan seseorang yang memiliki kepribadian berlawanan, inilah yang
menjadi pemicu pertengkaran finansial pada pasangan. Faktanya, 75 persen
pasangan menikah memiliki kepribadian finansial yang berlawanan. Tak heran jika
70 persen penyebab perceraian dipicu persoalan uang.
Meski
begitu, menikah dengan seseorang yang memiliki kepribadian finansial berlawanan
tak selamanya berpotensi merusak hubungan. Selalu ada alasan di balik perbedaan
tersebut bukan? Adalah tugas Anda dan pasangan untuk mentoleransi perbedaan
tersebut, menerimanya dan berusaha saling menyesuaikan, bukan berusaha
menyatukan apalagi memaksakan kehendak kepada satu dengan lainnya.
Sumber halaman :
0 komentar:
Posting Komentar