Tulisan (SoftSkill)
A. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen sumber daya
manusia yang sering disingkat dengan MSDM, adalah suatu ilmu atau cara
untuk mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki
oleh individu secara efisien dan efektif. Serta dapat digunakan secara maksimal
sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat
menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah
manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian
MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi,dll.
Dari definisi di atas, menurut Mutiara S. Panggabaean kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja. Dengan definisi di atas menunjukan demikian pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Unsur MSDM adalah manusia. Manajemen sumber daya
manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan
karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen
sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang
memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
B. TUJUAN
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk
meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya
adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan
ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya
perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan
memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas)
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses
menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer
dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau
perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian
atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia
atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department. Menurut
A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang
berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan
dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang
tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :
1. Tujuan
Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen
sumber daya manusia (MSDM) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian
efektivitas organisasi. Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya
manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun demikian para
manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber
daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan
dengan sumber daya manusia.
2. Tujuan
Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen
pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia
menjadi tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria
yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
3. Tujuan
Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap
kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan
meminimasi dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam
menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan
hambatan-hambatan.
4. Tujuan
Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian
tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual
terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika
parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan
personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan
karyawan dapat meninggalkan organisasi.
C. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA
Fungsi manajemen sumber daya manusia
sama halnya dengan fungsi yang ada dalam manajemen sendiri, seperti apa yang
dikemukakan G. Terry dalam bukunya Principle of Management yang menyatakan
bahwa, fungsi manajemen meliputi Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling (POAC).
Henry Fayol menyebutkan bahwa, fungsi manajemen meliputi Planning, Organizing, Commanding, Coordinating dan Controllung (POCCC).
Luther Gulick mengemukakan fungsi manajemen meliputi Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting dan Budgeting (POSDCoRB).
Dalam manajemen sumber daya manusia beberapa ahli seperti Edwin B. Flippo, Dale Yoder, Manullang, Moekijat dan Malayu SP. Hasibuan serta Henry Simamora mengemukakan fungsi manajemen sumber daya manusia seperti halnya fungsi manajemen yang dikemukakan di atas, adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan
2. Rekrutmen
3. Seleksi
4. Dekrutmen
5. Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan
6. Evalauasi Kinerja
7. Komensasi
8. Pengintegrasian
9. Pemeliharaan
10. Pemberhentian.
2. Rekrutmen
3. Seleksi
4. Dekrutmen
5. Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan
6. Evalauasi Kinerja
7. Komensasi
8. Pengintegrasian
9. Pemeliharaan
10. Pemberhentian.
D. PERENCANAAN
Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation
and selection)
Persiapan. Dalam proses persiapan dilakukan
perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai
pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
perkiraan/forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu,
dan lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan
persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru,
struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal
seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.
E. REKRUTMEN
DAN SELEKSI
- Rekrutmen tenaga kerja/Recruitment. Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan/job description dan juga spesifikasi pekerjaan/job specification.
- Seleksi tenaga kerja/Selection. Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup/cv/curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja/interview dan proses seleksi lainnya.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Cut Zurnali
sebuah departemen SDM merekrut karyawan-karyawan dengan kualifikasi knowledge
worker agar sebuah organisasi atau perusahaan dapat mencapai keunggulan
kompetitif dalam jangka panjang, sekaligus memberikan keuntungan kepada para
stake holder organisasi tersebut, tidak hanya pada saat ini tapi juga di masa
depan.
F. PELATIHAN,
PENGEMBANGAN DAN PENILAIAN PRESTASI
- Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development and evaluation). Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.
- Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation and protection). Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. Kompensasi atau imbalan yang diberikan bermacam-macam jenisnya yang telah diterangkan pada artikel lain pada situs organisasi.org ini.
STRATEGI
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Strategi Inovasi
Inovasi
pada dasarnya berarti pembaharuan, yang bersumber dari kreativitas dan
inisiatif dalam proses
berpikir
yang produktif. Pelatihan dalam strategi ini adalah untuk mewujudkan kemampuan
merespon
secara
tepat sesuai dengan hasil informasi, yang memiliki peluang luas untuk
melaksanakannya secara
kreatif.
Dengan kata lain strategi ini dipergunakan dalam pelatihan untuk mewujudkan
kemampuan
mengembangkan
produk dan pelayanan, baik jenis, cara maupun kualitasnya. Kemampuan itu harus
diarahkan
pada mencari dan mengembangkan kekhususan, yang akan membedakan produk dan
pelayanan
dari perusahaan lain yang sejenis, sebagai pesaing dan lawan berkompetisi.
Tujuan utama
untuk
menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain, harus berpegang pada prinsip
sesuai dengan
keinginan
dan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu strategi inovasi sangat erat
hubungannya dengan
strategi
kecepatan, bahwa pengambilan keputusan yang akan diwujudkan dalam tindakan
bisnis secara
operasional
selalu diperlukan informasi berupa umpan balik dari konsumen.
Informasi-informasi itu
tidak
sekedar berbentuk keluhan atau koreksi-koreksi konsumen, tetapi juga
mengharuskan
dilakukannya
penelitian pemasaran (riset pemasaran), yang perlu dijadikan materi pelatihan.
Dalam hal
ini Perusahaan yang mengikuti strategi inovasi kemungkinan harus memiliki
karakteristik
sebagai
berikut:
a)
Pekerja-pekerja yang menuntut interaksi dan koordinasi yang erat antara
kelompok-kelompok
individu
b)
Penilaian kinerja yang lebih mencerminkan pencapaian tujuan berdasarkan
kelompok untuk jangka
waktu yang
lebih panjang
c) Pekerja
yang memungkinkan karyawan yang mengembangkan keahlian yang dapat digunakan
pada
posisi
lainnya didalam perusahaan
d) Sistem
kompensasi yang menekankan pada keadilan internal daripada keadilan eksternal
menurut
pasar
e) Tingkat
gaji yang cenderung rendah, tetapi memungkinkan karyawan menjadi pemilik saham
dan
memiliki
keleluasaan memilih bauran komponen gaji (gaji, bonus dan hak saham) yang
mendasari
paket upah
mereka
f) Jalur-jalur
karir yang lebar guna mengalakkan pengembangan yang lebih luas
keahlian-keahlian
mereka.
Praktek-praktek
seperti ini memungkinkan adanya kerja sama, perilaku ketergantungan satu sama
lain
yang
diarahkan ke jangka waktu yang lebih panjang dan membantu adanya perkembangan
pertukaran
ide dan
pengambilan resiko.
Strategi Peningkatan Kualitas
Disamping
peningkatan produk tidak kalah penting dalam upaya pengembangan kualitas sumber
daya
manusia,
dewasa ini dilingkungan bisnis semakin meluas kesadaran bahwa sumber daya
manusia
merupakan
unsur dan asset perusahaan yang paling penting. Artinya semakin disadari bahwa
manusia
tidak boleh
diperlakukan sebagai salah alat produksi semata yang posisi dan statusnya
disamakan
dengan
alat-alat produksi yang lain. Berkarya dewasa ini dikaitkan dengan pengakuan
harkat dan
martabat
manusia sebagai insan politik, insan ekonomi, insan social, dan sebagai
individu yang memiliki
jati diri
yang khas. Berangkat dari pandangan demikian, manajemen tampaknya semakin sadar
bahwa
perusahaan
harus berupaya untuk memuaskan berbagai kepentingan dan kebutuhan para
karyawan,
baik yang
sifatnya materi, social, status, psikologi dan kesempatan untuk bertumbuh dan
berkemabang.
Pemuasan
berbagai kepentingan dan kebutuhan tersebut mempunyai aspek-aspek yang sangat
rumit
dan
beraneka ragam. Misalnya, system imbalan yang diterapkan tidak lagi mencukupi
apabila hanya
dimaksudkan
untuk memuaskan kebutuhan para karyawan yang bersifat materi, seperti dalam
bentuk
upah atau
gaji. Disampaing imbalan berupa uang , para karyawan mengharapkan imbalan
finansial tidak
langsung,
imbalan yang nonfinansial dan bahkan berbagai imbalan yang sifatnya intrinsic,
seperti
tanggung
jawab yang lebih besar, tugas yang menarik dan menantang, diskresi dalam
memecahkan
berbagai
masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, perlakuan sebagai manusia yang
sudah
matang dan
dewasa melalui otonomi dalam berkarya serta pemberdayaannya memperoleh haknya
apabila
yang bersangkutan menunaikan kewajibannya dengan memuaskan. Salah satu
klasifikasi
pandangan
demikian adalah behwa para karyawan mendambakan tersedianya kesempatan untuk
bertumbuh
dan berkembang dalam berkarya.
Dan di
bidang strategi manajemen sumber daya manusia harus tergambar dengan jelas
segala bentuk
dan jenis
langkah yang harus diambil pada tingkat manajemen operasional berdasarkan
filsafat dan
strategi
dasar yang menyangkut menejemen sumber daya manusia serta telah ditetapkan pada
tingkat
manajemen
yang lebih tinggi. Seluruh kegiatan manajemen sumber daya manusia berkisar pada
pengadaan,
penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia sedemikian rupa sehingga
mendukung
penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Penyelenggaraan seluruh kegiatan
manajemen
sumber daya manusia perlu didasarkan pada suatu system informasi sumber daya
manusia
yang
handal. Masukan dalam menciptakan system informasi dimaksudkan berasal dari:
a). klasifikasi
jabatan
yang lengkap, b). analisis pekerjaan, c). deskrpsi tugas, d). spesifikasi
pekerjaan dan e). standar
mutu hasil
pekerjaan.
Disisi lain
Strategi ini bertolak dari kenyataan bahwa keinginan dan kebutuhan masyarakat,
khususnya
konsumen
setiap organisasi/perusahaan selalu berubah ke arah kepuasan yang semakin
meningkat/tinggi
tuntutannya terhadap produk (barang atau jasa) dan pelayanan yang dapat
diperoleh
dengan
membayar. Oleh karena itu tujuan utama strategi ini dalam kegiatan pelatihan,
adalah untuk
mewujudkan
para pekerja yang tidak saja mempunyai komitmen, tetapi juga memiliki kemampuan
dalam
meningkatkan kualitas produk (barang atau jasa). Kemampuan itu di satu pihak
mengharuskan
ditumbuhkannya
sikap peka (sensitive) terhadap pendapat, kritik dan keluhan konsumen, sedang
dipihak
lain maupun pula menghimpun informasi mengenai kualitas produk yang sama dari
pesaing
sebagai
bahan pembanding.
Strategi
ini berarti juga pelatihan harus diarahkan pada usaha mewujudkan kemampuan
memperkecil
dan
menghindari resiko bisnis. Dengan kata lain peningkata kualitas merupakan
factor yang
berpengaruh
langsung pada keberhasilan pemasaran produk (barang atau jasa). Tanpa kemampuan
meningkatkan
kualitas dalam kompetisi dengan organisasi/perusahaan lain sebagai pesaing,
akan
menimbulkan
resiko kerugian karena produk tidak akan diserap pasar. Oleh karena itulah
strategi ini
menjadi
sangat penting dalam kegiatan pelatihan, dengan memasukkan ke dalam
kurikulumnya, materi
yang
memungkinkan para pekerja kunci memiliki kemampuan menghindari atau memperkecil
resiko,
terutama
melalui perbaikan dan peningkatan kualitas produk dan pelayanan. Khusus dalam
pemberian
pelayanan,
seharusnyalah dilakukan pelatihan secara praktis dan riel, agar setiap pekerja
mampu
memberikan
pelayanan terbaik, yang sesuai dengan keinginan/kebutuhan dan memuaskan
konsumen
secara
berkelanjutan.
Strategi Pengurangan Biaya
Strategi
ini berhubungan langsung dengan kemampuan menghindari dan memperkecil resiko,
karena
terarah
pada usaha meningkatkan keuntungan kompetitif organisasi/perusahaan. Strategi
ini harus
dilaksanakan
dengan meningkatkan kemampuan para pekerja lini, dalam mengusahakan mengurangi
atau
menekankan serendah-rendahnya biaya produksi dan pemberian pelayanan, tanpa
berakibat
sempit atau
mengurangi pasar. Dengan kata lain strategi ini bermaksud tidak mengurangi
kualitas,
sebagai
factor yang menentukan dalam merebut dan mempertahankan konsumen. Beberapa
aspeknya
adalah
kesediaan bekerja keras dengan disiplin kerja dan kecermatan yang tinggi, mampu
melakukan
kegiatan
kontrol kualitas agar terhindar dari hasil produk yang tidak memenuhi
persyaratan.
Kemudian
Dalam strategi pengurangan biaya perusahaan berusaha meraih keunggulan
kompetitif
dengan cara
menjadi produsen barang yang berbiaya paling murah. Dalam rangka memperoleh
keunggulan
kompetitif dengan mengikuti strategi pengurangan biaya maka praktek-praktek
kunci
sumber daya
manusia harus mencakup:
1)
Deskripsi jabatan yang relatif stabil dan dinyatakan secara ekplisit sehingga
mengurangi penafsiran
yang
mendua,
2) Jalur
karir pekerjaan dirancang secara sempit yang bakal mendorong adanya
spesialisasi, keahlian
dan
efisiensi,
3) Penilaian
kinerja yang berjangka pendek dan berorientasi pada hasil,
4)
Pemantauan yang teliti terhadap tingkat gaji dipasar tenaga kerja yang akan
digunakan dalam
keputusan
kompensasi dan,
5) Tingkat
pelatihan dan pengembangan karyawan yang minimal.
Praktek-praktek
seperti ini memaksimalkan efisiensi dengan memberikan menejemen alat untuk
Analisis ‘SWOT’
Siapa pun
yang sudah biasa berkecimpung dalam kegiatan perumusan strategi perusahaan dan
menjadi
pelaku
dalam proses pengambilan keputusan dalam suatu organisasi pasti mengetahui
bahwa analisis
SWOT
merupakan salah satu instrumen analisis yang ampuh apabila digunakan dengan
tepat. Telah
diketahui
pula secara luas bahwa SWOT merupakan akronim untuk kata-kata strengths
(kekuatan),
weaknesses
(kelemahan), Oportunities (peluang), dan treats (ancaman). Factor kekuatan dan
kelemahan
terdapat
dalam tubuh suatu organisasi termasuk satuan bisnis tertentu sedangkan peluang
dan
ancaman
merupakan factor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan
atau
satuan
bisnis yang bersangkutan. Jika dikatakan bahwa analisis SWOT dapat merupakan
instrumen yang
ampuh dalam
melakukan analisis strategi, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para
penentu
strategi
perusahaan untuk memaksimalkan peranan factor kekuatan dan pemanfaatan peluang
sehingga
berperan
sebagai alat untuk minimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi
dan
menekan
dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Jika para penentu strategi
perusahaan
mempu
melakukan kedua hal tersebut dengan tepat, biasanya upaya untuk memilih dan
menentukan
strategi
yang efektif membuahkan hasil yang diharapkan.
Factor
kekuatan berupa kekuatan, yang dimaksud dengan factor-faktor kekuatan yang
memiliki oleh
suatu
perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain
kompetisi khusus yang
terdapat
dalam organisasi yang berakhibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit
usaha
dipasaran.
Dikatakan demikian karena bisnis memiliki sumber, ketrampilan, produk andalan
dan
sebagainya
yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar
yang
sudah dan
direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan, contoh bidang
keunggulan
itu antara
lain ialah kekuatan pada sumber keuangan, citra positif, keunggulan kedudukan
dipasar,
hubungan
dengan pemasok, loyalitas pengguna produk dan kepercayaan para berbagai pihak
yang
berkempentingan.
Faktor
Kelemahan, jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh
suatu satuan
bisnis,
yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, ketrampilan
dan
kemampuan
yang menjadikan penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang
memuaskan.
Dalam
praktek berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat
pada sarana
dan
prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah,
ketrampilan
pemasaran
yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak kurang diminati oleh
para
pengguna
atau calon pengguana dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.
Faktor
Peluang, definisi sederhana tentang factor peluang ialah berbagai situasi
lingkungan yang
menguntungkan
bagi suatu bisnis, yang dimaksud dengan berbagai situasi tersebut antara lain
ialah:
a)
Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan pengguna produk
b)
Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian
c)
Perubahan dalam kondisi persaingan
d)
Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka berbagai kesempatan
baru dalam
kegiatan
persaingan
e) e.
Hubungan dengan para pembeli yang akrab dan
f) f.
Hubungan dengan pemasok yang harmonis.
Factor
Ancaman, pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan
demikian
dapat
dikatakan bahwa ancaman adalah factor lingkungan yang tidak menguntungkan satu
satuan
bisnis,
jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi suatu bisnis yang
bersangkutan baik untuk
masa
sekarang maupun dimasa depan. Berbagai contohnya antara lain, adalah:
a. Masuknya
pesaing baru dipasar yang sudah dilayani oleh satuan bisnis
b.
Pertumbuhan pasar yang lamban
c.
Meningkatnya posisi tawar pembeli produk yang dihasilkan
d.
Menguatnya posisi tawar pemasok bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan
untuk
diproses
lebih lanjut menjadi produk tertentu
e.
Perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai
f.
Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang sifatnya restriktif
0 komentar:
Posting Komentar